Oleh : Deddy Dores & Nike Ardilla
............................."
Kemana harus kucari
Kekasih yang telah pergi
Siang malam tiada henti
Seakan semua semakin menyiksa
Cinta dalam hidupku
Kini seakan mati
Untuk pertama yang pernah ada
Kini entah kemana
Reff : Tuhan tunjukkanlah jalan
Agar kulupakan semua
Kegagalan hidup ini
Biar berlalu dalam diriku
Selamat jalan kasih
Selamat datang bahagia
.............................."
Itulah penggalah lirik lagu Nike & Deddy Dores "Cinta Diantara Kita"
yang diciptakan oleh Deddy Dores sendiri beberapa dekade silam.
"Cinta Diantara Kita", lagu karya Deddy Dores, ini termasuk favorit
sahabat Rockers90s.blogspot.com. Saya sendiri suka karena punya kenangan
khusus, walaupun masih ada lagi lagu favorit dari Deddy Dores yang
lainnya, semisal "Mendung Tak Berarti Hujan" yang dinyanyikan duet
bareng musisi Malaysia, Ella. Hampir sebagian besar lagu yang diciptakan
Deddy Dores bernuansa musik slow rock yang melankolis, namun memiliki
makna yang dalam pada bait syair lagu-lagunya.
"Mendung tak berarti hujan, yakinlah itu suatu cobaan, masih ada waktu
dan kesempatan, tuk meraih cinta...", begitu syair Kang Deddy Dores yang
sempat menghiasi belantika musik nasional di awal era 90an. Hehehe.....
Maka, saya pun tergerak mengisi blog ini dengan sedikit catatan tentang
perjalanan karir Deddy Dores, si laki-laki yang memiliki ciri khas
berkacama mata & memakai jaket hitam, serta membawa gitarnya.
Tak banyak yang tahu bahwa Deddy Dores ini di awal kariernya bergabung
dengan rock band. Bahkan, pernah tercatat sebagai personel God Bless,
grup rock legendaris. Main keyboard, instrumen yang sangat dikuasainya
selain gitar. God Bless dikenal sebagai grup panggung. Rekaman nomor
dua.
Nah, si Deddy Dores ini memperkuat God Bless formasi awal ketika masih
gonta-ganti personel. Dari God Bless, Kang Deddy juga bermain untuk grup
rock lain seperti Super Kid.
Tapi memori masyarakat Indonesia, khususnya di kawasan timur, khususnya
di Flores, lebih mengenal Deddy Dores sebagai pencipta lagu melankolis
1980-an. Produktivitas menulis lagunya memang luar biasa. Dalam sehari
dia bisa bikin belasan lagu. Masuk studio, tanpa persiapan, Deddy Dores
dengan mudahnya membuat lagu untuk penyanyi-penyanyi yang hendak
diorbitkan.
Kalau saja waktu itu sudah ada Museum Rekor Indonesia alias Muri,
mungkin sudah lama Deddy Dores tercatat sebagai penulis lagu pop
(komposer) paling produktif di Indonesia. Iklim industri musik sekarang
tampaknya tidak memungkinkan lagi komposer bisa bikin lagu sebanyak
Deddy Dores.
Nama Deddy Dores melejit keras seiring kejayaan JK Recods pada 1980-an.
Judhi Kristiantho, bos JK Records, mengajak Deddy Dores untuk menulis
lagu-lagu pop manis untuk artis-artis yang akan diorbitkan. Tentu saja,
gaya lagunya harus sesuai dengan genre JK. Karena suaranya bagus
(dibandingkan Pance F. Pondaag atau Obbie Messakh) Deddy Dores sering
diminta berduet dengan artis-artis JK, sebut saja Ria Angelina atau
Lidya Natalia.
Sukses, maksudnya laku keras. Judhi Kristiantho pun mengajak Deddy Dores
untuk rekaman. Saya masih ingat lagu-lagu Deddy Dores (yang dinyanyikan
sendiri) tersebar luas di Flores Timur. Di mana-mana dipakai untuk
latihan main gitar di pinggir jalan. Lagu ini paling populer di
Larantuka, Flores Timur, pada pertengahan 1980-an:
"Malam ini aku sendiri lagi
Kucoba melupakan bayanganmu
Aku memang tak pantas untukmu
Tak pernah ada cinta di hatimu
............................."
Sukses bersama JK Recods membuat pengusaha-pengusaha rekaman lain
tertarik untuk memakai jasa Deddy Dores. Dia bikin lagu sekaligus
mengorbitkan TWIN SISTER (Dagmar dan Doris). Dua nona manis ini cukup
berhasil. Bahkan, saya dengar-dengar Deddy Dores menikahi salah satu
personel TWIN SISTER. Belakangan bercerai pula. Corak lagu TWIN berbeda
dengan artis JK. Ah, hebat benar Kang Deddy dapat cepat beradaptasi
dengan produser lain.
Kemudian Deddy Dores juga berhasil mengangkat Nike Ardilla sebagai
penyanyi populer Indonesia. Lagunya yang masih lekang di ingatan saya
antara lain: "Bintang Kehidupan" dan "Seberkas Sianr". Corak lagu-lagu
Nike pun jauh berbeda dengan lagu-lagu JK meski tetap bertempo sedang.
Ada distorsi gitar di sana-sini, dan hentakan drum sangat khas Deddy.
Nike Ardilla, almarhumah, pun dikenang sebagai penyanyi slow rock wanita
era 90an.
Lalu, masih banyak lagi penyanyi yang menjajal peruntungan dengan
lagu-lagu Deddy Dores. Ada yang sukses, setengah sukses, tapi lebih
banyak yang gagal. Deddy Dores sendiri masih merilis album the best atau
the greatest hits. "Ada sih pembelinya, tapi nggak banyak. Deddy Dores
itu punya penggemar setianya sendiri.
Pasca
tahun 2000, industri musik pop Indonesia berubah drastis. Label asing
bermodal raksasa masuk. Sistem rekrutmen penyanyi sudah lain sama
sekali. Dulu produser mengajak nona-nona manis masuk dapur rekaman, lalu
dibuatkan lagunya oleh para pencipta lagu macam Deddy Dores, Rinto
Harahap, Obbie Messakh, Dian Pramana Putra, atau Oddie Agam.
Sekarang yang berjaya justru band-band remaja. Band-band pemula itu
kirim rekaman (lagunya ditulis sendiri, aransemen sendiri) ke label
untuk dipertimbangkan. Jika dirasa laik pasar, ya, direkam di major
label. Produser juga melirik band-band jawara festival musik.
Dengan pola begini, komposer-komposer senior macam Deddy Dores
kehilangan pekerjaan. Kemampuan menulis lagi sih tetap prima, tapi gaya
musik sudah jauh berbeda. Anak-anak muda kelahiran 1980-an ke atas tidak
bisa menerima gaya Deddy Dores dan kawan-kawan. Apa boleh buat, Deddy
Dores cs pun tidak bisa berkiprah lebih banyak di dunia musik kita.
"Tapi saya percaya dengan siklus kehidupan. Ada saatnya di atas, ada
saatnya di bawah. Suatu saat, ya, musik-musik kami disukai kembali.
Biasa sajalah," tegas Deddy Dores.
Di usia yang tak lagi muda, kegiatan Deddy Dores saat ini lebih banyak
di luar studio. Dia pernah bikin bernama Spaindo (Suara Perjuangan Artis
Indonesia). Organsiasi ini bertujuan mengangkat derajat seniman
Indonesia. Kenapa? "Selama ini seniman termasuk golongan masyarakat
kelas tiga di bawah birokrat dan pengusaha," ujarnya.
Kang Deddy juga aktif memerangi pembajakan kaset/CD/VCD yang sangat
marak di Indonesia. Andai saja pembajak-pembajak itu tidak ada, dan
sistem royalti di industri musik kita berjalan baik, bisa dipastikan
Deddy Dores menjadi salah satu artis kaya. Bukankah lagu-lagu karyanya
tak terbilang banyaknya? Tapi, sudahlah, hidup itu ibarat roda pedati!
Selalu ada naik turunnya!
NB: Bagi anda yang ingin mendownload mp3 lagu-lagu Deddy Dores silahkan klik disini
0 komentar:
Posting Komentar